subhannaallah wabihamdih
subhannaallah wabihamdih
subhannaallah wabihamdih
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

subhannaallah wabihamdih

membahas tentang agama islam.sunah rosulullah s.a.w, hidup & kehidupan
 
IndeksportalPencarianLatest imagesPendaftaranLogin
Pencarian
 
 

Display results as :
 
Rechercher Advanced Search
bismillahirohmanirohim
--


border="0"


border="0"


border="0"

like/ twitter/+1
Login
Username:
Password:
Login otomatis: 
:: Lupa password?
Latest topics
» الشيخ محمد العريفي - ضع بصمتك في الخمور 1 - 7
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan Icon_minitimeMon Dec 12, 2011 12:55 pm by indofal

» ceramah syeh afeefuddin
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan Icon_minitimeThu Dec 08, 2011 11:57 am by indofal

» wafat gusdur mantan presiden RI
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan Icon_minitimeMon Dec 05, 2011 11:00 am by indofal

» kumpulan bayi-bayi lucu
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan Icon_minitimeMon Dec 05, 2011 10:53 am by indofal

» Islam sebagai Landasan Politik Melayu
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan Icon_minitimeWed Nov 30, 2011 1:56 pm by indofal

» Lumpur Lapindo dan Dongeng Timun Emas
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan Icon_minitimeWed Nov 30, 2011 1:51 pm by indofal

» Dahsyatnya Pengaruh Dongeng
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan Icon_minitimeWed Nov 30, 2011 1:48 pm by indofal

» Bau Nyale, Teladan Berkorban Pemimpin
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan Icon_minitimeWed Nov 30, 2011 1:45 pm by indofal

» Sumbangan Bahasa Melayu Riau Kepada Bahasa Indonesia
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan Icon_minitimeWed Nov 30, 2011 1:41 pm by indofal

Top posters
indofal
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313 
barkah
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313 
Mujahid R. Faezan
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313 
lestarie
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313 
NurFirman
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313 
reva_rn
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan 313 
Gallery
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan Empty

 

 Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan

Go down 
PengirimMessage
indofal
Admin
indofal


Jumlah posting : 221
field name : 0
Join date : 25.12.10
Age : 50
Lokasi : http://id.netlog.com/indofal

Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan Empty
PostSubyek: Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan   Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan Icon_minitimeTue Feb 01, 2011 9:51 am

Assalamu alaikum warahmatullah wabarokatuh


dakwatuna.com – Iman adalah kekuatan yang memelihara
seseorang dari dunia dan mendorongnya mencapai kemuliaan. Oleh karena itu ketika
Allah menyeru hamba-Nya menuju kebaikan atau mewanti-wantinya melakukan
kejahatan. Allah menjadikannya sebagai konsekuensi keimanan yang kokoh tertancap
di dalam hati mereka. Betapa sering Allah mengucapkan hal ini di dalam
kitab-Nya,



“Hai orang-orang beriman…”


Setelah itu Allah menyebutkan tugas yang dibebankan kepada mereka,


يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَكُونُوا مَعَ
الصَّادِقِينَ ﴿١١٩﴾



“Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah, dan hendaklah
kamu bersama orang-orang yang benar.
(QS. At-Taubah: 119).
Misalnya.



Pemandu risalah menjelaskan bahwa keimanan yang kuat akan melahirkan akhlaq
yang kuat pula. Dan kemerosotan akhlaq disebabkan oleh lemahnya keimanan atau
kehilangan keimanan. Tergantung bobot kejahatan yang ada.



Orang yang menyeramkan wajahnya dan rusak perilakunya melakukan serangkaian
kejahatan dan tidak peduli kepada seorang pun. Rasulullah saw bersabda;



اَلْحَيَاءُ وَالإِيْمَانُ قُرَنَاءُ جََمِيْعًاً فَإِذَا رُفِعَ
أَحَدُهُمَا رُفِعَ الآخَرُ



“Rasa malu dan keimanan saling terkait satu sama lainnya. Jika salah
satunya hilang, hilang pula yang lain.”
(Hakim dan Thabari).



Orang yang menyakiti tetangganya dan selalu mengatakan hal-hal buruk kepada
mereka. Agama memberi penilaian kepadanya sebagai suatu kekerasan. Seperti apa
yang dikatakan oleh Rasulullah,



وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ، وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ وَاللهِ لاَ يُؤْمِنُ.
قِيْلَ : مَنْ يَا رَسُوْلَ اللهِ ؟ قَالَ : اَلَّذِي لاَ يَأْمَنُ جَارُهُ
بَوَائِقَهُ



“Demi Allah, ia tidak beriman. Demi Allah ia tidak beriman. Dan demi
Allah ia tidak beriman.”
Ada yang bertanya, “Siapa ya Rasulullah?”
Rasulullah menjawab, “Orang yang apabila tetangganya tidak merasa aman dari
kejahatannya.”
(Al-Bukhari).



Anda juga mendapati ketika Rasulullah mengajarkan para pengikutnya agar
berpaling dari kesia-siaan dan menjauhi kasak-kusuk. Beliau bersabda,



مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيَقُلْ
خَيْراً أَوْ لِيَصْمُتْ



“Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaknya berkata yang
baik atau diam.”
(Bukhari).



Demikianlah kemuliaan ditanam dan dikokohkan hingga muncul buahnya. Itu semua
bersumber dari kejujuran dan kesempurnaan iman.



Hanya saja sebagian orang yang mengaku sebagai muslim menggampangkan ibadah
wajib. Di hadapan masyarakat Islam mereka menampakkan seolah-olah sangat peduli
untuk melaksanakan ibadah itu. Dan pada saat yang sama mereka melakukan
perbuatan yang bertentangan dengan akhlaq mulia dan keimanan yang
sesungguhnya.



Nabi mengancam orang-orang yang mencampur-campur seperti itu dan
mewanti-wanti umatnya.



Sebab meniru bentuk-bentuk ibadah dapat dilakukan siapa saja yang tidak mampu
menangkap ruhnya atau tidak bisa naik sesuai dengan tingkatannya.



Bisa jadi seorang anak kecil dapat meniru gerakan shalat dan melafalkan
doa-doanya.



Bisa jadi seorang artis dapat memerankan ketawadhuan dan memperagakan ibadah
paling penting.



Namun, semuanya tidak ada gunanya dan tidak menunjukkan kebenaran keyakinan
dan kebersihan motivasi.



Ukuran kemuliaan dan kebersihan perilaku harus menggunakan parameter yang
tidak pernah salah, yakni akhlaq yang luhur.



Dalam hal ini terdapat hadits dari Nabi bahwa seseorang berkata kepada
beliau,



يا رسول الله . إن فلانة تذكر من كثرة صلاتها وصيامها وصدقتها غير
أنها تؤذي جيرانها بلسانها فقال : ” هي في النار ” ثم قال : يا رسول الله فلانة
تذكر من قلة صلاتها وصيامها ، وأنها تتصدق ” بالأثوار من الأقط ” ـ بالقطع من الجبن
ـ ولا تؤذي جيرانها . قال : ” هي في الجنة



“Ya Rasulullah, si Fulanah itu diceritakan banyak shalatnya, puasanya, dan
sedekahnya. Hanya saja ia sering menyakiti tetangganya dengan lisannya.”
Rasulullah menjawab, “Wanita itu ada di neraka.” Lalu orang itu berkata lagi,
“Ya Rasulullah, si Fulanah itu sedikit shalatnya, puasanya, dan sedekahnya. Ia
hanya bersedekah dengan sepotong keju saja namun tidak menyakiti tetangganya.
Rasulullah menjawab, “Wanita itu berada di surga.”



Jawab beliau menunjukkan nilai akhlaq yang luhur. Juga ditegaskan bahwa
sedekah adalah ibadah sosial yang manfaatnya merembet kepada orang lain. Oleh
karena itu sisi kuantitasnya berbeda dengan ibadah shalat dan puasa, yang secara
lahir merupakan ibadah pribadi.



Rasul Islam tidak cukup hanya dengan menjawab pertanyaan. Beliau perlu
menjelaskan hubungan antara akhlaq dan keimanan yang sesungguhnya dan ibadah
yang benar lalu menjadikannya sebagai asas kebaikan dunia dan akhirat.



Permasalahan akhlaq lebih penting dari itu semua. Perlu bimbingan yang
berkelanjutan dan nasihat yang berkesinambungan agar tertanam kokoh di dalam
hati dan pikiran. Bahwa iman, kebaikan, dan akhlaq adalah komponen yang integral
dan saling terkait. Tidak ada orang yang dapat memisah-misahkannya.



Pada suatu hari beliau pernah bertanya kepada para sahabat,


“أَتَدْرُوْنَ مَنِ الْمُفْلِسُ قَالُوْا: المُفْلِسُ فِيْنَا مَنْ
لاَ دِرْهَمَ لَهُ وَلاَ مَتَاعَ، فَقَالَ: المُفْلِسُ مِنْ أُمَّتَي مَنْ يَأْتِيَ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِصَلاَةٍ وَزَكَاةٍ وَصِيَامٍ، وَيَأْتِي وَقَدْ شَتَمَ
هَذَا، وَقَذَفَ هَذَا، وَأَكَل مَالَ هَذَا، وَسَفَكَ دَمَ هَذَا، وَضَرَبَ هَذَا،
فَيُعْطِى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ، فَإِنْ فَنِيَتْ
حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يَقْضِيَ مَا عَلَيْهِ، أَخَذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ
فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ، ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ



“Tahukah kalian siapa orang bangkrut itu?” Mereka menjawab, “Orang
bangkrut menurut kami adalah yang tidak punya dirham dan harta benda.” Beliau
bersabda, “Orang bangkrut di kalangan umatku adalah seseorang yang datang pada
hari Kiamat nanti dengan shalat, zakat, dan puasanya. Ia datang pada hari itu
dan sebelumnya pernah mencaci si ini, menuduh si ini, memakan harta si ini,
menumpahkan darah si ini, dan memukul ini. Maka yang ini diberi dari kebaikannya
(ibadahnya) dan itu dari kebaikannya (ibadahnya). Jika kebaikannya sudah habis
sebelum melunasi tanggungannya diambillah dari kesalahan mereka dan dilemparkan
kepadanya. Lalu orang itu dilemparkan ke dalam neraka.”
(Muslim)



Itulah orang bangkrut. Seperti seorang pedagang yang memiliki dagangan di
tokonya senilai seribu. Sementara ia punya utang senilai dua ribu. Bagaimana
mungkin orang malang ini menjadi kaya?



Seorang taat beragama yang melakukan banyak ibadah lalu setelah itu banyak
melakukan dosa. Wajahnya muram. Dekat dengan permusuhan. Bagaimana mungkin ia
menjadi seorang yang bertaqwa?



Diriwayatkan bahwa untuk permasalahan ini Nabi membuat perumpamaan yang
dekat. Beliau bersabda,



قال : ” الخلق الحسن يذيب الخطايا كما يذيب الماء الجليد ، والخُلق
السوء ، يفسد العمل كما يفسد الخل العسل



“Akhlaq yang baik melarutkan kesalahan sebagaimana air melarutkan tanah
keras. Akhlaq buruk itu merusak amal sebagaimana cuka merusak madu.”

(Al-Baihaqi).



Jika keburukan berkembang dalam diri, bahayanya menyebar, dan resikonya
mengganas. Seseorang bisa terlepas dari agamanya sebagaimana orang telanjang
terlepas dari pakaiannya. Lalu anggapan sebagai orang beriman menjadi palsu.
Lalu adakah nilai agama tanpa akhlaq? Apa pula pengertian kerusakan walaupun ada
afiliasi kepada Allah?



Untuk mengukuhkan prinsip-prinsip yang tegas tersebut, hubungan antara
keimanan dan akhlaq yang kuat. Nabi bersabda,



يقول النبي الكريم : ” ثلاث من كن فيه فهو منافق ، وإن صام وصلى
وحج واعتمر ، وقال إني مسلم : إذا حدث كذب ، وإذا وعد أخلف ، وإذا اؤتمن خان



“Ada tiga hal yang jika berada pada seseorang ia menjadi munafik.
Kendatipun ia puasa, shalat, haji, umrah, dan mengatakan dirinya muslim: jika
berbicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkar, dan jika diberi amanah ia
khianat.”
(Muslim).



Beliau bersabda di riwayat lain,


وقال في رواية أخرى : ” آية المنافق ثلاث ، إذا حدث كذب ، وإذا وعد
أخلف ، وإذا عاهد غدر ، وإن صلَّى وصام وزعم أنه مسلم ” !.



“Tanda munafik ada tiga: Jika berbicara ia berdusta, jika berjanji ia
ingkar, dan jika diberi amanah ia khianat.”



Beliau bersabda lagi,


أَرْبَعٌ مَنْ كُنَّ فِيْهِ كَانَ مُنَافِقاً خَالِصاً ، وَمَنْ
كَانَ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنْهُنَّ كَانَتْ فِيْهِ خَصْلَةٌ مِنَ النِّفَاقِ حَتَّى
يَدَعَهَا : إِذَا أؤْتُمِنَ خَانَ وَإِذَا حَدَثَ كَذَبَ ، وَإِذَا عَاهَدَ غَدَرَ
، وَإِذَا خَاصَمَ فَجَرَ



“Ada empat hal yang jika berada pada seseorang ia menjadi munafik murni.
Dan siapa yang padanya terdapat satu ciri berarti padanya ada satu ciri
kemunafikan sampai ia meninggalkannya: Jika diberi amanah ia khianat, jika
berbicara ia berdusta, jika berjanji ia ingkar, dan jika bertikai ia
curang.”
(Bukhari).
Kembali Ke Atas Go down
https://indofal.indonesianforum.net
 
Kelemahan Akhlaq Bukti Lemahnya Keimanan
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1
 Similar topics
-
» Dahsyatnya Gelombang Penghancur Iman Dan Akhlaq

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
subhannaallah wabihamdih :: dzikir dan doa :: dzikir dan doa :: aqidah dan akhlaq-
Navigasi: