Kita masih disini Mendekap dingin dan menatap rembulan yang sama.
Setengah putaran waktu habis kita teguk Kau masih menuntunku Meski lelah tubuhmu, ku tahu.
Cahaya perak menampakkan putih helai rambutmu Duka dan bahagia.
![separuh waktu ,istriku 817173](https://2img.net/u/3215/11/15/40/smiles/817173.gif)
airmata dan cinta, jelas terlukis disitu.
Bahumu tak lagi setegar dulu Namun masih kau tampung
![separuh waktu ,istriku 69572](https://2img.net/u/3215/11/15/40/smiles/69572.gif)
tangisku Meski dapat kubaca jelas perih dimatamu.
Kelak, sajak-sajak kasihmu akan membeku di dinding batu Dibawah senja yang selalu kau suka Diantara harum kamboja.
Kau masih disini, bersamaku, mendekap dingin yang segera hilang Menatap rembulan yang akan pulang Menyambut pagi ke-sekian Mengucap doa kesejahteraan, lalu rebah diatas rerumputan basah pasrah mendekap sisa usia.
..........................
..........................
Kau baru saja menghampiri bangku batu tempatku menunggu sekian waktu Ketika keretaku tiba. Semakin dekat derak rodanya terdengar Semakin membuncah keraguan itu.
Aku tak bisa menerka apa yang kau sembunyikan di balik senyummu ketika menyapaku. Aku tak bisa menerjemahkan bahasa matamu dalam kesungguhan.
Namun harapan tumbuh dan mekar Serupa kuntum-kuntum angkuli di musim semi.
Kereta menyapaku dengan peluitnya yang panjang Sepotong tiket di tangan dan pilihan jalan.
Aku tak hendak henyak dari dudukku Diam dan mendengarkanmu bercerita Dan, segala cita-cita berhenti tepat ketika gerbong pertama memasuki stasiun.
Sepotong tiket di tangan haruskah ku buang?
Tapi hidup tak semudah menarik napas Ada masa depan dan tanggung jawab besar yang harus dilakoni bahkan untuk cinta itu sendiri agar tak sekedar melankoli.
Maka aku pun berlalu Meninggalkanmu di bangku batu tempatku menunggu sekian waktu Mengikuti lantun kereta yang melaju. Sekilas nampaklah kau tersenyum meski
![separuh waktu ,istriku 817173](https://2img.net/u/3215/11/15/40/smiles/817173.gif)
airmata mengalir juga
........................
Bangku kayu Aku masih mengingat itu Tempatnya menunggu sekian waktu Hingga tiba waktu bertemu.
Kini aku pulang, menemuinya Bersama masa depan yang telah ku tata Membuncah harapan dan mimpi surga Hidup merdeka dengannya dalam istana yang tenang
Seiring kereta mendekati tujuan Sekilas aku melihatnya disana Tersenyum dan melambaikan tangan
Tuhan! Dia masih sama rupawan Ketika ku tinggalkan seabad silam.